Sunday, March 15, 2015

Kau Merenggut Senyumannya

Dia berubah. Tak seperti dia yang dulu lagi. Dia kehilangan segalanya, kehilangan segalanya tentang dirinya. Kehilangan dirinya yang dulu. Dia tak pernah lagi tersenyum seperti dulu, dia tak pernah tertawa seperti dulu, dia tak pernah mau lagi menatapmu seperti dulu. Segalanya berubah semenjak kamu memintanya segala macam hal. Segala macam hal yang sudah ia coba lakukan dengan maksimal dan kau masih tak melihatnya. Ia tak tahu lagi harus menaruh rasa sakitnya dimana. Tak tahu lagi harus bagaimana merasakannya hingga tangan kirinya pun menjadi korban. Berbagai goresan penuh kesakitan tertoreh karenamu.

Kau pernah melihatnya tertawa, tersenyum seperti dulu? Seperti dia apa adanya. Dia berubah untukmu, benar-benar untukmu. Kau melihatnya? Tidak. Segala perubahan yang kamu minta benar-benar ia lakukan sekaligus ia benar-benar kehilangan jati dirinya perlahan. Dia hanya ingin kamu melihatnya apa adanya. Kamu tahu apa alasannya tetap bertahan walaupun sakitnya sebenarnya tak mampu ia tahan? Ia benar-benar tak sanggup melepaskanmu. Ia mencintaimu lebih dari apapun. Kau berhasil. Kau telah berhasil merenggut semuanya darinya. Kau merenggut senyumannya. Senyuman manis yang tak akan kau lihat lagi sampai kapanpun. Kalau ia berhasil tersenyum seperti dulu, berhati-hatilah itu mungkin bukan karenamu.

No comments:

Post a Comment